Minggu, 05 September 2010

PILKADA GUBERNUR DIBALIK KEPENTINGAN


DRS. John Ibo MM (KETUA DPR Propinsi Papua) Terlihat Mengobjekan Rakyat Bangsa Papua

Papua-Senin, 6 September 2010. Dalam konfrensi pers yang dilakukan John Ibo, minggu, 5 september 2010 adalah sebuah kekeliruan. Dalam konfrensi persnya yang dikatakan bahwa rakyat papua menginginkan Gubernur Papua dilipilih oleh DPRP adalah ungkapan pembohongan publik dan panipulatif. Rakyat siapa yang menyetujui Gubernur dipilih oleh DPRP? Seluruh rakyat Papua telah mengetahui kalau perwakilan yang ada di DPRP, tidak mewakili suara rakyat. Tiap aspirasi rakyat tidak perna dilanjutkan oleh DPRP. DPRP dipandang lamban menjalankan tugas dan malah tidak malaksanakan aspirasi rakyat dengan baik.

Sewaktu rakyat Papua dengan kekuatan besar datang ke DPRP dan meminta jumpa ketua DPRP, Ketua DPRP selalu lari-lari dan lepas tanggungjawab. John Ibo selalu mengabaikan semua tuntutan rakyat Papua. Ini semua masalah besar yang selalu dilakukan oleh DPRP. Aspirasi rakyat tidak terlihat serius penanganannya oleh DPRP. Jhon ibu yang terlibat dalam kasus korupsinya pun kini terlihat simbol yang dengan seenaknya dimainkan oleh pihak lain. Dan disini, Jhon ibu terlihat terjerat, dan mau tidak mamu selalu mengbaikan kepentingan rakyat, karena ia takut dijerat hukum atas kasus korupsi yang sudah dilaukannya. John Ibu terlihat ternak piaraan yang kapan saja tinggal disembeli.

Berdasarkan itu, maka sangat diragukan bahwa akan terjadi money Politik yang begitu besar di DPRP. Diragukan bahwa, DPRP akan dibayar dengan jumlah besaran dana tuk memilih orang yang mencalonkan dirinya menjadi Gubernur. Hal yang terlihat juga bahwa sebagian besar Anggota DPRP telah menyetujui Laporan Pertanggungjawaban Gubernur Papua, walau LPJ itu terlihat manipulatif karena aplikasi dari tiap program tidak ada sama sekali. Dan mala proses marjinalisasi dan pemojokan terjadi dalam tatanan sosial kehidupan masyarakat Papua.

Barnabas Suebu SH, sudah tidak dipercaya lagi oleh seluruh komponen rakyat Papua. Sehingga terlihat ada upaya kerja keras Barnabas Suebu dan John Ibo tuk memperjuangakan pemilihan dilakukan oleh DPRP agar DPRP bisa dibayar oleh Barnabas Suebu sehingga periode berikutnya Barnabas Suebu pun yang tetap terpilih jadi Gubernur Papua. Sementara Jhon Ibu berusaha tuk mencari keselamatan atas kasus korupsinya dengan mendekatai Barnabas Suebu.

Sebuah Skenario Jahat dibalik kepentingan Gubernur Suebu setelah hilang kepercayaan rakyat Papua.


By:
Marthen goo

Sabtu, 04 September 2010

SEPARATIS DIBALIK SKENARIO SEPARATOR


Mengungkap Fakta, Dibalik Skenario Sistematik Tuk Sebuah Pengkambinghitaman

Separatis selalu muncul karena dua dua faktor yakni secara keinginan internal dan secara keinginan eksternal. Secara keinginan internal adalah sebuah upaya tuk memisahkan sesuatu yang telah tersatukan sebelumnya dan yang dipaksakan tuk bersatu dan kemudian ingin tuk memisahkan diri lagi. Sementara keinginan yang datangnya dari eksternal adalah sebuah skenario yang dibuat orang, agar seseorang atau sekelompok orang memperjuangkan pemisahan. Upaya eksternal ini, meliputi dua hal yakni, ingin agar pemisahan itu benar-benar terjadi, dan ingin agar ada perlawanan dan dengan demikian memudahkan Negara tuk menghajar seseorang atau kelompok orang itu. Keinginan ekternal ini, selalu diperankan oleh Separator.

Bagimana Konteks Papua?

Persoalan papua sunggulah sangat rumit. Kerumitannya terlihat karena berbagai kepentingan di Papua. kekayaan yang berlipam, menggiurkan orang tuk harus memiliki, walau bukan hak miliknya. Karena sebuah keinginan, maka semua scenario selalu dibuat tuk merebut keinginan orang lain. Pencaplokan papua pun bagian dari sebuah skenario tuk memiliki kekayaan papua.

Keinginan dominan di Papua adalah bangsa Indonesia dan Amerika. Dimana terlihat dua kepentingan besar yakni Politik dan Ekonomi. Amerika memiliki keinginan Ekonomi secara global di Papua, sementara Bangsa Indonesia memiliki keingian Ekonomi dan Politik pun di Papua. Hanya karena sebuah keinginan bangsa Indonesia, maka Papua dipaksakan masuk ke Indonesia, dan kemudian rakyat Papua dibantai dan dibunuh, agar kekayaan Papua dipaksa jadikan milik Bangsa Indonesia.

Semenjak papua diintegrasikan sampai sekarang, banyak sekali operasi-operai yang dilakukan Negara melalui TNI/Polri, yang manah berupaya untuk membunuh orang asli Papua dengan menstigmanisasi orang papua sebagai separatis dan makar.


Mengapa Separatis Lahir di Papua?

Papua dikenal dengan kelimpahan kekayaan. Untuk mendapatkan kekayaan yang berlimpah, apapun bisa dilakukan, baik membantai, memperkosa sampai pada membunuh. Hal itu pun sudah, sedang dan tentunya akan terjadi terus menerus, apalagi oleh sebuah kekuatan besar Negara seperti Indonesia. Hingga kini, rakyat papua tetap terus ditigmatisasi sebagai separatis, dan itu dilakukan agar mudah membantai dan membunuh orang asli papua. oleh Dr. Benny Giay adalah, sebuah upaya mendapatkan surat ijin tuk memudahkan pembunuhan dan pembantaian.

Separatis tentunya tidak lahir dengan sendirinya. Segala sesuatu itu tentunya ada faktornya. Dan untuk Sebutan separatis di Papua, faktornya adalah keinginan memiliki keyaan papua secara menyeluruh dengan cara menstigmanisasi orang asli Papua sebagai separatis untuk mendapatkan ijin atau legalitas, tuk memudahkan pembantaian dan pemunahan orang asli Papua. mereka yang menggagas hal ini adalah para-separator.

Siapa itu separator?

Ini sebuh pertanyaan subtansi yang harus dilihat dengan cermat dan cekatan untuk mendapatkan jawaban yang tepat.

Separator adalah mereka yang melakukan upaya pemisah. Upayah ini selalu datang karena keinginan, sehingga membedahkan satu dengan yang lain. Upaya ini selalu dilakukan oleh orang yang memiliki kemampuan dan tentunya orang yang terlatih, yang didasarkan pada keinginan. Mereka juga tahu bagimana membuat stigmatisasi separatis tuk mengarahkan terjadinya konflik kepanjangan yang bisa sampai pada penghilangan nyawa pihak lain atau rakyat tak berdosa.

Stigmatisasi separatis di papua sesungguhnya lahir karena separator. Separator ini selalu berpikir bagimana mendapatkan legitimasi dari ungkapan separatis tuk memudahkan pembantaian dan pembunuhan, yang ketika kejahatan kemanusiaan dilakukan, maka muda dipertanggungjawabkan ke Internasional dengan stigmatisasi seperatis tersebut. Seperti layaknya orang papua yang selalu distigmanisasi sebagai separatis dan mudah untuk dibantai dan dibunuh. Dan separator itu ada di mana saja sejak Papua diinginkan masuk ke Indonesia sampai pada pemaksaan masuk hingga sekarang ini.

Separator itu selalu datangnya dari penjajah karena keinginan tuk merebut daerah jajahannya. Karenanya, jika papua dijajah oleh Indonesia, maka Separatornya adalah Indonesia. Dimana, karena keingian besar Indonesia tuk merebut kekayaan Papua, maka satu upaya yang hendak harus dilakukan adalah memusnahkan orang Papua dari tanah Papua. dan hal itu sedang dilakukan oleh Negara Indonesia terhadap orang asli Papua.

Indikator pemusnahan orang Papua adalah:
1. Kejahatan kemanusiaan (membantai dan membunuh orang asli Papua dari tahun 1961 sampai sekarang)
2. Pematian Psikologi (meneror)
3. Pemarjinalisasian orang Papua (orang papua yang sedang mengalami kepojokan)
4. Pembangunan bias Pendatang (semua pembangunann hanya diperuntukan oleh orang pendatang, dan semua sara hanya dibuat untuk memudahkan orang pendatang lebih maju)
5. Pemanipulasian Sejarah
6. Penutupan Akses pendidikan
7. Buruknya Kesehatan
8. dll

Selagi separator itu ada, maka stigmatisasi separatis akan selalu ada. Stigmatisasi separatis bukan ada dengan sendirinya, namun ia ada karena diadakan oleh Separator.






Oleh: Marthen Goo