Minggu, 08 Agustus 2010

PEMULUNG ANAK PAPUA





Gambar Anak Pemulung Papua Yang Hak Hidupnya Terancam Di Kelimpahan Lumbunan Emas



Hak Hidup Orang Papua dan Generasi Papua Kini Terancam Dihantam Badai Implementasi OTSUS yang “GAGAL” yang Dipaksa Pemrintah Pusat Tuk Tetap Dilaksanakan.



Jayapura, 8 Agustus 2010

Oleh: marthen goo


Jayapura- Dikalah otonomi khusus dilaksanakan di Papua dan dipaksakan untuk pelaksanaannya oleh pemerintah pusat, nasip anak papua terancam krisis dan memprihatinkan dalam tiap langkah hidupnya, seperti terlukis pada wajah 3 orang anak SD yang bernama Jefri, Etmon dan Falen di perumnas 3, waena jayapura.

ketika ditanya apa saja yang kalian lakukan tiap hari?
Dengan serempak, ketiga anak papua itu mengatakan, sekolah dan pulang sekolah mencari besi tua dan kaleng-kaleng untuk dijual, agar bisa mendapatkan sedikit uang untuk membantu orang tua dan membayar kebutuhan sekolah.

Di mana saja tempat pencarian kalian?
Kami selalu mengelilingi perumnas satu sampai tiga dan kadang kami sampai ke abe, jika waktu kamu cukup dan kami lagi semangat.

Apa kalian tidak merasa bau dan jorok dengan sampah?
Awalnya kami merasa sampah itu jorok, namun kami tidak bisa pungkiri semua itu karena kebutuhan kami yang memang mengajak kami untuk harus hidup dengan sampah tuk memenuhi kebutuhan kami. Apalagi orang tua kami tidak punya penghasilan yang bisa memenuhi kebutuhan kami.

Sebagai bukti pembaktian mereka kepada orang tua mereka, mereka pun dengan penuh semangat menjelajahi sampah tuk mencari bahan material yang bisa mereka jual tuk memenuhi kebutuhan mereka, walau di tempat yang jorok dan jelek dipandang orang, dan hal itu dilakukan hanya untuk sebuah kebutuhan hidup mereka, tanpa memandang kondisi tubuh mereka.

Dari tempat tinggal mereka di peremnas 3, mereka pun mengelilingi daerah sekitar mereka tinggal hanya tuk mencari bahan material mereka. Selepas pulang sekolah, setelah makan, mereka melakukan kerjaan rutinitas mereka dengan mencari material dari sampah yang satu ke sampah yang lain. Lintas mata terpandang, hidup mereka memang sangat terancam.

Kini, sungguh menyedihkan. Pemerintah yang selalu mengampanyekan otsus sukses adalah sebuah upaya pembohongan publik, karena banyak sekali orang papua yang masih hidup menderita dan sengsara.

1 komentar:

  1. nice articel marthen,, tpi ngomong2 saya kurang setuju jika papua memisahkan diri dari indonesia. tetaplah bersama kami marthen..

    BalasHapus