Jumat, 23 Juli 2010

AS Bekukan 100 Rekening Korut


Jumat, 23 Juli 2010 | 12:40 WIB
SEOUL, KOMPAS.com - Amerika Serikat berencana membekukan sekitar 100 rekening bank luar negeri yang diduga terlibat transaksi gelap dengan Korea Utara.

"Aset-aset dalam rekening itu tampaknya uang pemimpin Kim Jong-Il yang diperlukan untuk operasional rezimnya. Jadi, ini akan menjadi pukulan serius bagi Korea Utara," kata surat kabar Korea Selatan, JoongAng Ilbo, Jumat (23/7), mengutip seorang sumber diplomat.

Surat kabar berbahasa Korea lain dan kantor berita Yonhap memuat laporan-laporan yang sama. Pada umumnya mereka mengatakan, larangan mendadak itu dimulai setelah sebuah kapal selam Korea Selatan tenggelam Maret lalu diduga ditorpedo Korea Utara, yang menewaskan 46 pelaut.

Pemeriksaan bank mulai dilakukan beberapa pekan sebelum Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, Rabu, mengumumkan bahwa AS akan mengenakan sanksi baru terhadap Korea Utara, yang menenggelamkan kapal korvet itu. Laporan-laporan mengatakan, para penyelidik AS telah menemukan sekitar 200 rekening luar negeri yang berkaitan dengan Pyongyang. Sekitar 100 di antara mereka dipantau ketat karena diduga melakukan proses ekspor senjata atau kegiatan-kegiatan yang dilarang lainnya.

Rekening-rekening itu berada di dalam sekitar 10 bank di Asia Tenggara, Eropa selatan dan Timur Tengah, dan dibuka di bawah nama palsu, kata JonggAng Ilbo.

Surat kabar itu mengatakan, bank-bank itu telah membekukan rekening-rekening tersebut setelah mendapat pemberitahuan AS atas status kecurigaan mereka, sedangkan laporan lain mengatakan tindakan itu belum dilakukan. "Rekening-rekening bank itu digunakan untuk menyimpan uang hasil ekspor senjata Korea Utara, sehingga melanggar resolusi 1718 da 1874 Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB), dan sedang dipelajari. Juga bersama dengan rekening-rekening yang digunakan untuk pembelian barang-barang mewah yang diduga akan dipasok kepada pemimpin Korea Utara itu," kata JoongAng mengutip sumber tersebut.

Resolusi-resolusi itu dikeluarkan setelah Korea Utara melakukan uji rudal dan nuklir, larangan ekspor senjata, transaksi berkaitan dengan aktivitas nuklir dan atomnya, serta pasokan barang-barang mewah kepada Pyongyang. Selain penjualan-penjualan senjata, dana tunai dalam rekening juga diduga berasal dari pemalsuan uang, pencucian uang dan perdagangan obat, kata JoongAng.

Laporan-laporan mengatakan, Washington akan menangani penutupan rekening itu secepatnya, berlawanan dengan taktik pada kasus Banco Delta Asia pada 2005. Pada saat itu Washington mengumumkan secara terbuka mendaftarhitamkan bank Macau karena tuduhan terlibat dalam kasus pemalsuan uang Korea Utara, tuduhan yang kemudian dibantah. Tindakan itu dilakukan untuk membekukan 25 juta dollar AS di dalam rekening Korea Utara di bank itu.

Sumber:
http://internasional.kompas.com/read/2010/07/23/12402821/AS.Bekukan.100.Rekening.Korut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar